Senin, Mei 19, 2008

Bandung 17 maret

Tanggal saya dan teman- teman dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). mengadakan studi ke beberapa pameran (expo) yang diadakan di dua tempat dijakarta yaitu di PRJ(pekan raya jakarta) dan di JCC (jakarta Convention Centre),,rombongan yang berangkat berjumlah sekitar 140 orang,dan kami dari asrama Landak berjumlah sekitar 15 orang..Berangkat dari Bandung sekitar pkl.07,00. kami menuju ke jakarta melalui tol Pasteur dengan tujuan pertama yaitu INDOMAF yang diadakan di PRJ,disana sedang diadakan sebuah exsibisi produk industri percetakan dan pengolahan makanan yang diikuti oleh sekitar 7 negara ASIA.
Berbagai produk industri dipamerkan pada exsibisi tersebut..mulai dari alat pembuat sedotan,,botol minuman,,pipa,,pembungkus makanan dan lain-lain...berbagai pengalaman kami dapat disana,,dan dapat bertemu dengan berbagai pengusaha dari berbagai negara peserta..hingga pkl 14.00.
selanjutnya kami beristirahat dan menyantap makanan yang disediakan.
lalu kami melanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu JCC yang menyelenggarakan Kabupaten Expo..pameran yang menampilkan berbagai hasil daerah dari 30 kabupaten se Indonesia, mulai dari Sabang yang diwakili oleh Kab.Nangroe Aceh Darussalam, hingga Marauke yang diwakili oleh Kab.Boven Digoel...
Sungguh sangat menabjubkan bisa melihat dan berkenalan dengan berbagai budaya dari masing-masing daaerah tersebut...
terlihat betapa antusias para pengunjung untuk melihat dan bahkan membeli barbagai souvenir..
namun saya merasa ada yang kurang....!!!!!
apa yah...?????
lalu kami berinisiatif mancari sesuatu...ternyata tujuan kami sama...Kalimantan Barat...dimana Stand nya??? itulah pertanyaan kami...
setelah kami berkeliling kami menemukan stand yang bertuliskan
"Peovinsi Kalimantan Karat"
'Kabupaten Bengkayang,Landak dan Sintang'
namun kami hanya menemukan stand kosong...
setelah kami tanya ternyata mereka telah packing kemarin(jumat. red) betapa kecewanya kami...niat hati tak kesampaian...ingin bercengkrama dengan orang tua dari kampung...dan melihat yang sudah lama tidak kami lihat selama merantau...
akhirnya saya hanya bisa melihat background stand tersebut yang terbuat dari tripleks yang berlukiskan motif daerah....kami hanya bisa memfoto gambar tersebut...yah paling tidak ada kenang- kenangan...
akhirnya saya memutuskan untuk berkeliling pameran dan saya dapati stand dari kab.Kutai Kertanegara (KalTim) dengan memamerkan berbagai pernak-pernik asli dayak..yang hampir semua terbuat dari manik- manik.akhirnya saya putuskan untuk mampir dan bercengkrama untuk berbagi pengalaman...akhirnya saya membeli sebuah "jangkek" dari rotan dan seutas kalung manik-manik seharga Rp.35000.
sebagai oleh-oleh untuk dikosan....
seandainya masih terdapat stand dari kalimantan barat....(Bandung,17 maret 2008)

Minggu, Mei 18, 2008

sepenggal sastra dayak

JJ Kusni:

KUPANGGIL KAU, KUPANGGIL KALIAN DENGAN MANGKOK MERAH DAN TABURAN
BERAS MERAH KUNING INI


1.

pertengahan nopember sudah
dinginpun merasuk sepadan perjalanan musim
menghitung membanding lama panjangnya perjalanan
dan buah kerja dari detik ke detik
dari jam ke jam
aku jadi tertegun sendiri memandang waktu
terbentang di hadapanku bagai sungai dan arusnya
cemas dan kegundahan menggalau mengaduk-aduk lubuk kalbu
apa bisakah akhirnya kumenangi perlombaan ini
paling tidak dasar-dasar buah kerja sudah tertata
sebelum malam menjemput menyeret-benamkan mentari usia
akankah usaha jatuh-bangun menopang harapan
tinggal sampah-sampah dari hulu larut ke muara?

tigapuluh dua tahun berlalu
di antara pepohonan pulau
di batang-batang sungai
di jalan-jalan kampung
tiga puluh dua tahun
ajaibnya tak obah keganasan bah merambat
mendaki tebing-tebing
dengan kedahsyatan riam meringsek kampung
ajaibnya 32 tahun membangun
gumunnya aku, sungguh gumun
tiga puluh dua tahun itu
bagai angin ribut mengaduk
mengabrik kampung-kampung kehidupan
jadi kerangka

datang kembali ke katingan
ke kahayan, kapuas atau saruyan
barito dan segala sungai pulau kelahiran
ajaibnya 32 tahun orba membangun
kusaksikan orang sesuku
pada invalid
berkudis jiwa mereka
korengan hati mereka
mata rabun penuh daki kuning-kuning
terjangkit trahum politik pendunguan
tiga puluh dua tahun diidap

ajaib, sungguh ajaib
apakah orba itu wabah penyakit
yang lebih dahsyat dari segala penyakit kukenal
lebih ngeri dari lepra
dari trahum, kudis dan segala koreng?
sejenis aids dan kanker boleh jadi!

2.

berlomba memang harus cepat dan tangkas
tapi di jalan-jalan penuh simpang
duri-duri bencana dan penyamun dahaga darah
matapun patut tajam musti awas
ke kiri, ke kanan atau lurus
tetapkan saja! tapi awas! sedikit saja melengos
ke jurang-jurang kita terjerumus

aku memang melihat kegawatan perjalanan kali ini
lebih mengancam dari kapanpun dahulu
cuaca dan alam kini
telah mengobah syarat serta cara bertarung
penyamun-penyamun mengganti seragam
berkeliaran menjadi penduduk

tapi kegawatan dan pertarungan
tanahair kampung-halaman
tetap mereka jugalah yang menyeru-nyerukan namaku
menyeru-nyerukan namamu
nama kita putra-putri mereka
berseru dan meminta kepada kita
mengasah diri jadi pedang cinta
maka sebagai dayak
anak enggang putra jata
kutaruhkan mangkok merah di perempatan
berkabar dan berseru ke seluruh penjuru
ke seluruh warga suku
belum usai perang
perang jenis baru tengah dikobarkan
memanggil menantang panarung seluruh pulau
memanggil menantang putra-putri berdarah kayau

belum usai perang
perang jenis baru tengah dikobarkan
merebut hak tuan di kampung kelahiran
merebut hak tuan atas nasib sendiri

lantas apa lagi?
ayo kita pukul gong
tabuh gendang
palu kangkanong
nyalakan gaharu
tabur beras merah dan kuning
memanggil para arwah leluhur
guna membangkitkan semangat penduduk
mengabarkan ke seluruh warga
pertarungan tipe baru dimulai
jangan lewatkan waktu
menjadi tuan kampung ini
menghalau ludas para penjahat
dan roh-roh hitam


kutabur beras merah dan kuning
ke utara
ke selatan
ke segala penjuru
ala ice
ala due
ala telo
ala epat
kutabur beras ini
menabur panggilan
mengharapkan kebangkitan:
wahai, bangkitlah semua
bangkitlah
yang emoh dihina
dan emoh menghina diri
bangkitlah
wahai semua yang tak sudi jadi budak zaman
tak sudi jadi remah-remah kehidupan
di kampung sendiri
bersihkan kampung-kampung dari segala bala
bersihkan kampung dari serdadu pembunuh
bersihkan dari penyamun dan maling-maling
untuk itu maka kutaburkan ke utara, ke selatan
ke segala penjuru
taburan kutukan dalam garam berabu
ala ice
ala due
ala telo
o, para roh leluhur kutuklah penjahat-penjahat kehidupan suku!

kemudian mangkok merah
mangkok merah peperangan
sebarkan ke segala penjuru
jangan percaya janji panglima serdadu antah-berantah
jangan percaya mereka
mereka bukan panglimamu
bukan tentaramu
kata dan ludah mereka penuh racun
tiga puluh dua tahun
pulau-pulau diracun

maka anak enggang
putra-putri naga
siaplah bertarung
merebut kampung
menjadi tuan nasibmu

enyah
enyahkan segala kambe dan hantu
enyahkan segala hantuen
peminum darah
enyahkan bala dari pulau
kampung ini
kampung kita
kampung manusia

ala ice
ala due
ala telo
kutabur beras merah dan kuning ini
kutaruh mangkok merah ini di persimpangan mata angin
memanggil kau
memanggil kalian
memanggil para roh leluhur
merebut kampung
menjadi tuan nasibmu

ala ice
ala due
ala telo
ala epat
kutabur beras merah kuning ini
kutaruh mangkok merah ini di persimpangan
membangkitkan para roh leluhur
membangkitkan seluruh penduduk
memanggilmu
memanggil kalian
kutabur garam berabu kutukan
menghalau roh-roh hitam
merasuk menyusup jadi penduduk
ala ice
ala due
ala telo
wahai para pisur di muara dan di hulu
taburkan beras merah kuningmu
bangkit, bangkitkan semua
bangkitkan para roh leluhur
taburkan garam berabu kutukanmu
mengutuk menghalau perasukan
mengusir penyusup!

Perjalanan, Nopember 1999