Jumat, Juni 06, 2008

ABOUT EURO 2008



"Expect Emotions" adalah slogan yang sejak jauh-jauh hari telah digadang-gadang UEFA selaku pihak penyelenggara Euro 2008. Maksudnya adalah agar publik pencinta sepakbola seantero jagat raya siap menghadapi sebuah luapan emosi yang bersifat mengejutkan.

Di satu sisi, UEFA mungkin benar mengusung tema ini. Terutama saat undian bulan Desember silam menempatkan tiga kekuatan terbesar Eropa, Italia, Prancis, dan Belanda, di Grup C, bersama kuda hitam Rumania.

Di sisi lain, badan sepakbola tertinggi Benua Biru pimpinan Michel Platini itu juga bisa dibilang telah melakukan perjudian besar dengan “menggolkan” Austria dan Swiss sebagai co-host ajang yang semula bertajuk European Cup of Nations tersebut.

Pasalnya dua negara ini jelas-jelas tidak memiliki sejarah kuat dalam olah si kulit bundar. Austria dan Swiss lebih populer dengan cabang olahraga musim dingin lantaran posisi mereka yang dikelilingi Pegunungan Alpen. Mereka juga mungkin kondang di ajang tenis, yang belakangan terus meroket seiring dominasi Martina Hingis dan Roger Federer di arena ini.

Namanya perjudian, selalu ada si pemenang maupun bagian yang kalah. Melongok kondisi terkini dua co-host, tiga hari menjelang pembukaan kejuaraan, antusiasme publik tuan rumah justru belum terasa.

Warga Asli Kurang Peduli

Terlepas dari sektor infrastruktur yang patut kita acungi jempol karena nyaris tanpa cela, Austria dan Swiss justru terbukti sama sekali belum siap dari segi luapan emosi. Hampir di seluruh host-city, tak terlihat animo publik yang memadai, selain pajangan bendera atau logo Euro di simpang jalan dan etalase toko.

Beberapa warga asli yang ditemui di jalan pun seperti kurang peduli dengan ingar-bingar acara yang konon sudah memperoleh laba sebesar 1,25 miliar dolar itu. Para pendatang dari Serbia, Turki, atau Polandia justru tampak lebih besar rasa keingintahuannya.

Jangan heran bendera yang berkibar di balkon-balkon rumah malah bukan bermotifkan palang putih berdasarkan merah punya Swiss atau garis-garis berwarna sama milik Austria, melainkan kepunyaan Italia, Portugal, Spanyol, atau bahkan Turki.

Dari belahan penyelenggara, dalam hal ini panitia dan sukarelawan, juga memperlihatkan tanda-tanda pasif soal event yang pertama kali digelar pada 1960 ini. Baik tentang sepinya situasi kota atau perihal apa yang akan dilakukan UEFA di acara pembukaan nanti.

Satu hal yang terlontar, hanya sebatas 1.000 personel yang akan ambil bagian di opening ceremony. Mulai tokoh, petinggi, idola sepakbola, dan selebritas, hingga komponen pendukung lainnya. Namun, apa yang akan terjadi dua jam sebelum kick-off antara Swiss kontra Republik Ceska, panitia masih ambil aksi diam.

Mungkin kita hanya bisa berharap bahwa di balik ini semua, Austria dan Swiss memang menyimpan letupan emosi sampai detik-detik terakhir. Jika betul demikian, alangkah tepatnya slogan “Expect Emotions”. Publik betul-betul diminta menunggu hingga bola Europass dibawa masuk ke dalam St. Jakob Stadium.